BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas termasuk salah satu pembunuh terbesar. Bahkan, hasil riset Global Burden of Disease tahun 2013 menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas berada pada peringkat sembilan penyebab kematian di Indonesia (Adystiani, 2014). WHO (2013) melaporkan bahwa Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah kematian lalu lintas tertinggi di dunia setelah India, China, Brazil, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data dari Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat bahwa dari tahun 1970 hingga 2013 telah terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 1,77 juta kecelakaan dan menyebabkan korban meninggal sejumlah 525,6 ribu jiwa. Hal ini mengindikasikan bahwa selama 44 tahun, setiap tahunnya rata-rata 12 ribu jiwa meninggal disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Pertumbuhan rata-rata jumlah kecelakaan dalam kurun waktu yang sama yaitu sebesar 11,04%.
Melihat kondisi bahwa pelanggar lalu lintas saat ini banyak di lakukan oleh siswa atau peserta didik, nampaknya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pemahaman berlalu lintas dan membentuk sikap dan perilaku yang taat akan aturan-aturan hukum terutama terhadap aturan lalu lintas. Sekolah sebagai agen pendidikan yang berperan membentuk siswa yang berkarakter, bukan hanya memberikan pengetahuan, sekolah juga mempunyai peran dalam membentuk sikap sosial dan spiritual, serta keterampilan dari siswa. Pendidikan formal dan non formal mengambil peran dengan menanamkan kesadaran hukum kepada peserta didiknya tentang bagaimana masyarakat menjadi baik, tentang apa yang menjadi haknya serta kewajiban sebagai warga negara Indonesia dan bagaimana cara memperoleh perlindungan hukum.
Dengan para siswa diberikan pengetahuan tentang keselamatan lalu lintas sejak dini, diharapkan dapat menjadi patokan atau pedoman bagi mereka dan kesadaran hukum itu akan muncul dengan sendirinya, karena kesadaran hukum tidak bisa dipaksakan. Sejak dini peserta didik dapat dibekali dengan edukasi tentang keselamatan lalu lintas agar mereka menjadi generasi penerus bangsa yang sadar akan pentingnya keselamatan dalam lalu lintas.
Untuk mendukung dalam menciptakan generasi yang sadar akan keselamatan lalu lintas, para taruna taruni PKTJ Tegal melakukan sosialaisasi melalui program Sadar Lalu Lintas Dini (SALUD) kepada siswa siswi TK Ceria Brebes. Melalui program SALUD ini, guru dan tenaga pengajar di TK Ceria Brebes ingin meningkatkan penegetahuan para peserta didiknya tentang kesadaran lalu lintas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dianalisi dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya adalah bagaimana Peranan Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas dalam meningkatkan kesadaran dalam berlalu lintas bagi siswa siswi TK Ceria Brebes.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk menanamkan perilaku keselamatan berlalu lintas bagi TK Ceria Brebes.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk :
1.
Memberikan
pengetahuan mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas bagi siswa siswi TK
Ceria Brebes .
2.
Sebagai
pelatihan maupun pengaplikasian Taruna PKTJ dalam hal penyampaian proses
komunikasi kepada khalayak.
3.
Menambah pengetahuan
dan kesadaran siswa siswi TK Ceria Brebes dalam keselamatan berlalu lintas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sosialisasi
1. Definisi
Sosialisasi
Menurut Edward A. Ross (1969)
berpendapat bahwa Sosialisasi adalah pertumbuhan perasaan kita, dan perasaan
ini akan menimbulkan tindakan segolongan. Dikatakan, banyak macam perasaan ini
ditimbulkan, dan tipis tebalnya perasaan ini tergantung pada macam golongan
yang mendatangkan pengaruh itu. Sosialisasi adalah proses belajar yang
dilakukan oleh seseorang (individu) untuk berbuat atau bertingkah laku
berdasarkan patokan yang terdapat dan diakui dalam masyarakat. Dalam proses
belajar atau penyesuaian diri itu seseorang kemudian mengadopsi kebiasaan,
sikap, dan ide-ide dari orang lain, kemudian seseorang mempercayai dan mengakui
sebagai milik pribadinya.
Jika sosialisasi dipandang dari sudut
masyarakat, maka sosialisasi dimaksudkan sebagai usaha memasukkan nilai-nilai
kebudayaan terhadap individu sehingga individu tersebut menjadi bagian dari
masyarakat. Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo (1985), bahwa sosialisasi
mengandung tiga pengertian, yaitu :
a. Proses
Sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dengan mana
individu menahan, mengubah impuis-impuis dalam dirinya dan mengambil alih cara
hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
b. Dalam
proses Sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide,
pola-pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam
masyarakat di mana ia hidup.
c. Semua
sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan sebagai suatu kesatuan system dalam diri pribadinya.
Sosialisasi dapat terjadi secara
langsung bertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, dapat juga terjadi secara
tidak langsung. Seperti melalui telepon, surat atau melalui media massa.
Sosialisasi dapat berlangsung lancar dan biasanya dengan sedikit saja kesadaran
bahwa seseoarang sedang disosialisasikan atau sengaja mensosialisasikan diri
terhadap kebiasaan kelompok masyarakat tertentu. Dapat juga terjadi secara
paksa, kasar, dan kejam karena adanya kepentingan tertentu, misalnya segolongan
atau sekelompok tertentu memaksakan kehendaknya terhadap individu agar ia
bergabung dan mengikuti kebiasaannya.
2. Media
Sosialisasi
Fuller dan Jacobs (1973 : 168-208)
mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama : Keluarga, kelompok bermain,
sekolah/system pendidikan, dan media massa. Secara rinci, beberapa media
sosialisasi yang utama adalah :
a. Keluaga
Keluarga
merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi
manusia. Hal ini dimungkinkan karena berbagai kondisi yang dimiliki oleh
keluarga. Pertama, keluarga merupakan kelompok primer yang selalu tatap
muka di antara anggotanya, sehingga dapat selalu mengikuti perkembangan
anggota-anggotanya. Kedua, orang tua mempunyai kondisi yang tinggi untuk
mendidik anak-anaknya, sehingga menimbulkan hubungan emosional yang mana
hubungan ini sangat diperlukan dalam proses sosialisasi anak.
b. Kelompok
Bermain
Kelompok
bermain merupakan agen sosialisasi yang berpengaruh besar dalam membentuk
pola-pola perilaku seseorang. Di dalam kelompok bermain, anak mempelajari
berbagai kemampuan baru yang acapkali berbeda dengan apa yang mereka pelajari
dari keluarganya. Di dalam kelompok bermain individu mempelajari norma nilai,
cultural, peran dan semua persyaratan lainnya yang dibutuhkan individu untuk
memungkinkan partisipasinya yang efekif di dalam
kelompok
permainannya. Singkatnya, kelompok bermain ikut menentukan sikap untuk
berperilaku yang sesuai dengan perilaku kelompoknya.
c. Sekolah
Sekolah
merupakan media sosialisasi yang lebih luas dari keluarga. Sekolah mempunyai
potensi yang pengaruhnya cukup besar dalam pembentukan sikap dan perilaku
seorang anak, serta mempersiapkannya untuk penguasaan peranan-peranan baru
dikemudian hari. Berbeda dengan sosialisasi keluarga yang mana anak masih dapat
mengharap bantuan dari orang tua dan seringkali memperoleh perlakuan khusus. Di
sekolah anak dituntut untuk bias bersikap mandiri dan senantiasa memperoleh
perlakuan yang tidak berbeda dari teman-temannya. Di
sekolah Reward akan diberikan kepada anak yang terbukti mampu
bersaing dan menunjukkan prestasi akademik yang baik.
d. Lingkungan
Kerja
Setelah
seorang individu melewati masa kanak-kanak dan masa remaja, kemudian
meninggalkan dunia kolompok permainannya, kemudian meninggalkan dunia kelompok
permainannya, individu memasuki dunia baru, yaitu di dalam lingkungan kerja.
Pada umumnya individu yang ada didalamnya sudah memasuki masa hamper dewasa
bahkan sebagai besar adalah mereka sudah dewasa, maka sistem nilai dan norma
lebih jelas dan tegas. Di dalam lingkungan kerja inilah individu saling
berinteraksi dan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang
berlaku di dalamnya. Seseorang yang bekerja di lingkungan birokrasi biasanya
akan memiliki gaya hidup dan perilaku yang berbeda dengan orang lain yang
bekerja di perusahaan swasta.
e. Media
Massa
Dalam
kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting terutama untuk menerima dan menyampaikan informasi dari satu pihak ke
pihak lain. Akibat pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam waktu
yang sangat singkat, informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan,
pendapat, berita, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya dengan mudah diterima
oleh masyarakat, sehingga media massa yaitu surat kabar, TV, radio, majalah dan
lainnya. Mempunyai peranan penting dalam proses transpormasi nilai-nilai dan
norma-norma baru kepada masyarakat. Di samping itu, media massa juga
mentranformasikan symbol-simbol atau lambing tertentu dalam suatu konteks
emosional.
B. Lalu
Lintas
Transportasi didefenisikan sebagai
suatu proses pergerakan atau pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat
ke tempat lain dengan mempergunakan suatu system tertentu untuk maksud atau
tujuan tertentu. Alat perpindahan yang dipergunakan dapat berbeda misalnya
jalan kaki, angkutan darat, laut dan udara ataupun kombinasi dari alat-alat
tersebut (Khisty dan Lall, 2006).
Pelanggaran lalulintas ialah perbuatan
yang hanya dilarang oleh undang-undang, seperti tidak memakai helm, tidak
menggunakan sabuk pengaman dalam berkendara, dan sebagainya. Pelanggaran lalu
lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran terhadap
Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59
mengenai muatan berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti
salah memasuki jalur lintas kendaraan.
Kecelakaan lalulintas merupakan suatu
peristiwa dimana terjadinya tubrukan/ benturan kendaraan bergerak di jalan yang
menyebabkan manusia atau hewan terluka bahkan bisa saja sampai meninggal. Di
dalam definisi ini tidak disinggung ada atau tidaknya unsur kesengajaan. Untuk
menjamin lancarnya kegiatan transportasi dan menghindari terjadinya kecelakaan
diperlukan suatu pola transportasi yang sesuai dengan perkem-bangan dari barang
dan jasa. Setiap komponen perlu diarahkan pada pola transportasi yang aman,
nyaman dan hemat. Beberapa kendala yang harus mendapat perhatian demi
tercapainya transportasi yang diinginkan adalah tercampurnya penggunaan jalan
dan tata guna lahan disekitarnya (mixed used) sehingga menciptakan adanya
lalulintas campuran (mixed traffic). Faktor mixed used dan mixed
traffic tersebut dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kecelakaan
lalulintas.
Desain geometrik yang tidak memenuhi
syarat (di jalan yang sudah ada) sangat potensial menimbulkan terjadinya
kecelakaan, seperti tikungan yang terlalu tajam, kondisi lapis perkerasan jalan
yang tidak memenuhi syarat, rusaknya kondisi jalan, dan sebagainya yang dapat
memicu terjadinya kecelakaan lalulintas. Pelanggaran persyaratan teknis/operasi
maupun pelanggaran peraturan lalulintas yang dilakukan oleh pengemudi dapat
juga menimbulkan kecelakaan lalulintas. Penempatan serta pengaturan kontrol
lalulintas yang kurang tepat dan terkesan minim seperti, rambu lalulintas,
marka jalan, pengatur arah dapat juga menimbulkan masalah kecelakaan
lalulintas. Berdasarkan hal-hal diatas faktor-faktor penyebab terjadinya
kecelakaan dapat dibagi atas 4 faktor, yaitu faktor manusia, faktor kendaraan,
faktor jalan, faktor lingkungan.
BAB
III
METODE
SOSIALISASI
A. Tahap
Sosialisasi
Pelaksanaan sosialisasi keselamatan berlalu lintas memiliki tahapan kegiatan.
Adapun penjabaran tahapan kegiatan sosialisasi adalah sebagai berikut :
1. Tahap
persiapan
Tahap
persiapan meliputi kegiatan pengumpulan data, informasi sebagai bahan materi
yang akan disampaikan serta yang relevan dengan tema sosialisasi. Selain itu
dilakukan penyiapan merchandise yang akan diberikan kepada siswa.
2. Tahap
pelaksanaan merupakan serangkaian kegiatan sosialisasi keselamatan
berkendara yang dilaksanakan di TK Ceria Brebes. Serangkaian kegiatan
tersebut yaitu pelaksanaan pre-test, sosialisasi, Smart Safety
Award, pelaksanaan post-test.

B. Waktu
dan Tempat Sosialisasi
1. Waktu
Sosialisasi
a. Hari
: Sabtu
b. Tanggal
: 14 Desember 2019
c. Pukul
:
09.00-11.00 WIB
2. Lokasi
Sosialisasi
Sosialisasi
dilakukan di Gedung Indoor PKTJ Tegal.
C. Perlengkapan
Sosialisasi
Perlengkapan
yang diperlukan antara lain sebagai berikut :
1. Materi
sosialisasi
2. Miniatur
rambu lalu lintas
3. Banner
Zebracross
4. Banner
ular tangga dan dadu
5. Audio
demontrasi menyebrang
D. Materi
Sosialisasi
Tema
sosialisasi yang diberikan adalah tentang Keselamatan Lalu Lintas, sehingga
materi yang diberikan harus relevan dengan tema tersebut. Materi yang relevan
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Arti,
makna dan lambang rambu lalu lintas
2. Arti
warna dan makna APILL
3. Demonstrasi
menyebrang jalan
BAB IV
PEMBAHASAN
Kegiatan sosialisasi dengan tema
keselamatan berlalu lintas yang dilakukan oleh Taruna PKTJ kepada siswa siswi TK
Ceria Brebes telah dilaksanakan dengan melakukan serangkaian kegiatan yang
terjadwal secara umum. Materi yang diberikan secara umum adalah
mensosialisasikan keselamatan berlalu lintas dengan menggunakan media yang
disukai oleh anak-anak yaitu bermain ular tangga yang didalamnya berisikan
gambar-gambar rambu, berjalan mengelilingi PKTJ sambil memahami APILL serta
melakukan demonstrasi menyebrang, dimana nak-anak belajar cara menyebrang jalan
yang benar dengan cara bernyanyi dan menari.
Kegiatan sosialisasi ini dimulai pukul
09.00 WIB. Pada awal sosialisasi taruna taruni PKTJ melakukan perkenalan dan
menyapa anak-anak. Siswa siswi juga diberi pertanyaan ringan yang berkaitan
dengan keselamatan berlalu lintas sebagai pre-test pemahaman peserta
sebelum memasuki materi sosialisasi, pada saat siswa menjawab pre-test yang
diberikan mereka menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri,
oleh karena itu jawaban yang diberikan pun masih belum begitu sempurna. Setelah
itu diberikan materi pendahuluan tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas
dengan memberikan pertanyaan seperti:
1. Dengan
siapa kalian berangkat ke sekolah ?
2. Kendaraan
apa yang kalian gunakan untuk pergi ke sekolah ?
3. Jika
ke sekolah diantar oleh orang tua mengguunakan sepeda motor, apakah kalian
menggunakan helm ?
Dini
peserta sosialisasi diharapkan mampu memahami kebiasaan yang benar dan
kebiasaan yang salah saat mereka berkendara dengan orang yang lebih dewasa.
Setelah memberikan mereka tentang
gambaran awal tentang keselamatan berlalu lintas, peserta diajak untuk
berkeliling kampus PKTJ Tegal untuk belajar tentang APILL. Mereka akan
dibariskan membentuk seperti rangkaian kereta dengan cara saling berpegangan
pundak dengan teman yang ada di depannya. Sambil berjalan, peserta menyanyikan
lagu anak-anak, yang diharapkan mampu mengurasi rasa lelah anak-anak saat
berjalan mengelilingi kampus PKTJ.
Hampir disetiap persimpangan jalan
yang ada di kampus PKTJ Tegal terdapat APILL yang masih berfungsi sebagaimana
mestinya. Anak-anak akan dihentikan disalah satu persimpangan sambil mengamati
APILL. Disini mereka akan melihat secara langsung apa itu APILL, warna serta
arti dari setiap warna APILL.
Disetiap persimpangan alan juga
terdapat zebracross. Anak-anak akan belajar tentang arti,warna serta cara
menyebrang yang benar dijalan dengan menggunakan zebracross tersebut. Materi
demontrasi menyebrang diberikan dengan menggunakan lagu “demonstrasi
menyebrang” yang diharapkan anak-anak mampu belajar zebracross dengan cara yang
asik, menarik dan tidak membosankan.
Kegiatan selanjutnya adalah kembali ke
Gedung Indoor PKTJ Tegal, disesi ini peserta akan belajar tentang rambu melalui
media banner yang dinamakan “Ular Tangga”. Banner ini berisikan gambar dan arti
dari rambu-rambu yang sering ditemukan dijalan raya. Permainan ini sangat
menarik karena anak-anak dapat belajar lalu lintas sambil bermain.
Dipenghujung rangkaian acara
sosialisasi, anak-anak diminta untuk menjelaskan ataupun mengulang tentang
materi yang diberikan kepada mereka. Kegiatan ini diharapkan mampu mengasah
keberanian mereka untuk berbicara di depan umum sambil mengukur seberapa
pemahaman mereka tentang materi sosialisasi yang diberikan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Dari hasil serangkaian kegiatan sosialisasi dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak sebagai
generasi penerus masa depan yang diharapkan mampu menjadi pelopor generasi yang
sadar akan keselamatan dalam berlalu lintas. Setelah dilaksanakan kegiatan ini,
pengetahuan anak-anak tentang lalu lintas bertambah. Dengan penyampaian materi
yang asik, menarik dan penuh edukasi ini, mampu lebih cepat diterima dan
dipahami dengan mudah oleh anak-anak yang terbukti dengan mereka mampu dan berani
tampil kedepan untuk memberikan kesimpulan tentang materi yang diberikan oleh
bahasa mereka sendiri.
3.2
Saran
Saran yang diberikan untuk kegiatan
ini diantaranya adalah :
- Diberikan pula pemahaman kepada orang tua tentang tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi ini. Diamana orang tua mampu memberikan contoh kepada anak-anak sehingga mereka mampu menerapkan pentingnya kesadaran lalu lintas dikehidupan nyata.
- Program seperti ini diharapkan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan dan Dinas kota yang terkait, tentang betapa pentingnya sosialisasi keselamatan kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Agar kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan di Tegal saja, namun dapat dicontoh oleh daerah lainnya.
Lampiran I

